Prinsip Etika Dalam Bisnis Serta Etika dan Lingkungan. (Etika Bisnis Penulisan Materi 2) 3EA04
TUGAS PENULISAN
ETIKA
BISNIS
PRINSIP ETIKA DALAM BISNIS SERTA ETIKA DAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH:
LAILY DWI YULIANTI (13217264)
DOSEN:
DR. HERRY SUSSANTO, SE., MM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses
bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam
lingkungan tersebut.Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan
bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan
dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil
dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, dan masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional. Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat
dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan prinsip – prinsip etika bisnis?
2. Apa
definisi dari hak dan kewajiban ?
3. Apa
yang dimaksud dengan teori etika lingkungan ?
4. Apa
yang dimaksud dengan prinsip etika di lingkungan hidup ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui prinsip – prinsip etika bisnis
2. Untuk
mengetahui hak dan kewajiban
3. Untuk
mengetahui teori etika lingkungan
4. Untuk
mengetahui prinsip etika di lingkungan hidup
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PRINSIP – PRINSIP ETIKA BISNIS
Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara
yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang
dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang
dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :
2.1.1 Prinsip Otonomi
Prinsip
otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan
visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan
tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan
memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan
tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam
prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa
bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha
untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran
perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan
ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam
pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif
perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya.
Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan
perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah
memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka
perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat
pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Oleh
karena itu konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan
fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial
yang terdiri atas :
·
Dalam pengambilan keputusan bisnis.
·
Dalam
tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak
masyarakat dalam arti luas.
2.1.2 Prinsip Kejujuran
Prinsip
kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika
dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para
pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip
yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama
dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri.
Namun
jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap
manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis
yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
2.1.3 Prinsip Keadilan
Prinsip
keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis
adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung
atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi
ke dalam stakeholder.
Oleh karena itu, semua pihak ini harus
mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh
masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak
dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini
sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan
umum.
Contoh
prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada
semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para
pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik
perusahaan dan lain-lain.
2.1.4 Prinsip Hormat Pada Diri
Sendiri
Pinsip
hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis
tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun
jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu
masyarakat memberikan respon sama.
Sebaliknya
jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu
tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola
perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka
lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Contoh
prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : Manajemen perusahaan
dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan
akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya
berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena
sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya
terhadap perusahaan.
2.2 HAK DAN KEWAJIBAN
Setiap
karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai
berikut : kewajiban dalam mencari mitra (rekanan) bisnis yang cocok yang bisa
diajak untuk bekerjasama, saling menguntungkan diantara kedua belah pihak dalam
pencapaian tujuan yang telah disepakati bersama demi kemajuan perusahaan,
menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari
setiap karyawan terhadap mitra bisnisnya, bila tujuan dalam perusahaan ini
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada setidaknya karyawan-karyawan tersebut
telah melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan suatu tindakan yang baik. Lalu
bagian SDM perusahaan akan mencoba untuk menganalisis sebab timbulnya bisnis
tidak sesuai dengan tujuan perusahaan, dan menemukan dimana terjadinya letak
kesalahan serta mencari solusi yang tepat untuk menindak lanjuti kembali agar
bisnis yang dijalankan dapat meningkat secara pesat seiring perkembangan waktu.
Bukan
hanya kewajiban saja yang harus dijalankan, hak etika bisnispun juga sangat
diperlukan, diantaranya : Hak untuk mendapatkan mitra (kolega) bisnis antar
perusahan, hak untuk mendapatkan perlindungan bisnis, hak untuk memperoleh keuntungan
bisnis, dan hak untuk memperoleh rasa aman dalam berbisnis. Selain itu dalam
berbisnis setiap karyawan dalam suatu perusahaan juga dapat mementingkan
hal-hal yang lebih utama, seperti : kepercayaan, keterbukaan, kejujuran,
keberanian, keramahan, dan sifat pekerja keras agar terjalinnya bisnis yang
saling menguntungkan diantara kedua belah pihak bisnis tersebut.
2.3 TEORI ETIKA DAN LINGKUNGAN
Secara
teoritis, terdapat tiga model teori etika lingkungan, yaitu yang dikenal
sebagai Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan
Deep Environmental Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai
Antroposentrisme, Biosentrisme, dan Ekosentrisme. (Sony Keraf: 2002)
2.3.1 Antroposentrisme
Antroposentrisme
adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem
alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam
tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam,
baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian.
Segala
sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian
sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya
dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan
manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai
nilai pada dirinya sendiri.
2.3.2 Biosentrisme
Pada
biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism),
seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas
untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan
Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai
standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus
dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya
tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam
proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan
bereproduksi.
2.3.3 Ekosentrisme
Ekosentrisme
adalah merupakan lanjutan dari biosentrisme yang merupakan teori bahwa makhluk
hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Ekosentrisme merupakan
kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini
sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada
penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi
keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan
etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas.
Kedua
teori Biosentrisme Dan Ekosentrisme sangat bertolak belakang dengan cara
pandang teori antroposentrisme yang merupkan teori etika lingkungan yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
2.4 PRINSIP ETIKA DI LINGKUNGAN
HIDUP
Keraf
(2005 : 143-159) memberikan minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan
hidup:
1. Sikap
hormat terhadap alam atau respect for nature
Alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja
karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan
ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.
2. Prinsip
tanggung jawab atau moral responsibility for nature
Prinsip tanggung jawab bersama ini, setiap orang
dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini
sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya
3. Solidaritas
kosmis atau cosmic solidarity
Solidaritas kosmis mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.
4. Prinsip
kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
merupakan prinsip moral, yang artinya tanpa mengharapkan balasan
5. Prinsip
tidak merugikan atau no harm
Merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak
perlu,. tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi
makhluk hidup lainnya.
6. Prinsip
hidup sederhana dan selaras dengan alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara
hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standart material.
7. Prinsip
keadilan
Prinsip keadilan lebih diekankan pada bagaimana
manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam
semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur.
8. Prinsip
demokrasi
Alam semesta sangat beraneka ragam. Demokrasi
memberi tempas yang seluas – luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan
pluralitaas. oleh karena itu orang yang peduli terhadap lingkungan adalah orang
yang demokratis.
9. Prinsip
integritas moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai
sikap dan perilaku terhormat serta memegang teguh prinsip – prinsip moral yang
mengamankan kepentingan publik.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Etika
bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki
prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan
mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Prinsip etika bisnis ada empat yaitu
Prinsip otonomi, Prinsip kejujuran, Prinsip keadilan dan Prinsip hormat pada
diri sendiri.
Secara
teoritis, terdapat tiga model teori etika lingkungan, yaitu yang dikenal
sebagai Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan
Deep Environmental Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai
Antroposentrisme, Biosentrisme, dan Ekosentrisme. (Sony Keraf: 2002)
Sebagai
pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat
beberapa prinsip etika lingkungan yaitu : (1) Sikap Hormat terhadap Alam, (2)
Prinsip Tanggung Jawab terhadap Alam, (3) Solidaritas Kosmis, (4) Prinsip Kasih
Sayang dan Kepedulian terhadap Alam, (5) Prinsip “No Harm”, (6) Prinsip Hidup
Sederhana dan Selaras dengan Alam, (7) Prinsip Keadilan, (8) Prinsip Demokrasi,
dan (9) Prinsip Integritas Moral. (Keraf 2005 : 143-159)
Komentar
Posting Komentar